Berikut adalah sebuah kutipan inti cerita yang saya ambil.
“Ketika pelacur begitu gagahnya berargumen bahwa aku sebagai seorang pelacur adalah sesosok manusia yang berharga bahkan bernilai tinggi. Aku bisa menentukan hargaku gimana aku dan aku bisa menolak semua lelaki terserahku, lain halnya dengan cinta aku menyerahkan diriku hanya percuma-cuma.
bukan seperti seorang istri yg seakan-akan menjadi pembantu bagi suaminya, tak punya kekuasaan, tak punya daya tawar bahkan jadi tempat penampungan sperma.” (Dahlan, 2005:247-269)
Yang membedakan sosok pelacur ini adalah ia mempunyai argumen menjadi pelacur dan tidak merasa salah akan perbuatannya bahkan merasa bangga dan tidak merasa rendah atau tercela. Sungguh jarang orang yang mempunyai argumen berbeda dengan orang lain dan berani mengutarakan argumennya. Yang menjadi fokus pembahasan penulis kali ini adalah penyebab seseorang berani berpendapat di hadapan orang-orang yang berbeda. Karena sangat sulit orang-orang menerima pendapat yg berbeda dengan pendapatnya, malah sering terjadi pertikaian bahkan sampai mati hanya disebabkan perbedaan pendapat. Maka akibatnya sangat sulit atau perlu keberanian tinggi untuk mengutarakan pendapat yang berbeda di hadapan orang-orang yang berbeda argumen.
Perlu diketahui, manusia itu tidak bisa berbicara kalau tidak ada pemikiran di dalam dirinya, karna perkataan itu adalah hasil pemikiran kita, dan manusia itu tidak bisa berpikir jikalau tidak mempunyai bahan atau objek untuk dipikirkan maka manusia itu perlu mencari bahan atau objek pikir.
Walaupun berbeda pemahaman mengenai adanya pengetahuan bawaan dan pengetahuan eksternal. Tapi proses mendapatkan atau memantik objek pikir ialah dengan membaca. Membaca itu bukan hanya membaca kumpulan huruf, tetapi menalar kejadian alam, mentadaburi alam, mencerna pendapat orang itulah membaca. Maka, membaca itu penting.
Sedangkan pendapat atau argumen ialah hasil pemikiran atau hasil olah pikir seseorang. Hasil olah pikir seseorang ini adalah yang menjadi pegangan seseorang untuk hidup atau petunjuk hidup atau sebagai keyakinan dalam menjalani kehidupan. Maka argumen seseorang pastilah suatu kebenaran bagi orang tersebut, karena naluri seseorang atau manusia pasti ingin hidup atau berjalan di jalan kebenaran.
Karena argumen seseorang itu adalah suatu kebenaran bagi orang tersebut maka orang itu cenderung akan selalu mempertahankan argumen itu walaupun berbeda dengan orang lain.
Begitupun seorang pelacur tadi ia berpendapat bahwa profesi pelacur adalah berharga karena hasil penalaran atau pemikiran dia dan pendapat itu suatu kebenaran baginya dan pasti akan mempertahankan pendapatnya jikalau ditentang oleh orang lain.
Maka yang harus diperhatikan ialah bahwa manusia haruslah membaca sebanyak mungkin agar bisa menentukan mana pendapat yang benar. Sedangkan pendapat yg benar itu selalu berhadapan dengan pendapat yang salah, bahkan ada suatu teori yang menuntut manusia agar selalu teliti bahwa hanya ada dua kemungkinan dalam banyaknya keyakinan. Pertama, semua keyakinan salah. Kedua, hanya satu keyakinan yang benar.
Editor: Gia Kemana